Pada awal Juli 2024, pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) oleh Rektor menciptakan gelombang polemik yang cukup besar di kalangan akademisi dan masyarakat luas. Keputusan ini bukan hanya mengejutkan, tetapi juga memicu perdebatan sengit mengenai kebebasan berpendapat dan kebijakan pendidikan kedokteran di Indonesia.

 

Latar Belakang Pemberhentian

Dekan FK Unair, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG (K). Yang dikenal vokal dalam berbagai isu kebijakan pendidikan kedokteran, diberhentikan secara mendadak oleh Rektor Unair. Pemberhentian ini dikaitkan dengan penolakan Dekan terhadap kebijakan pemerintah mengenai dokter asing. Dekan tersebut menyuarakan kekhawatirannya terhadap masuknya dokter asing yang dianggap bisa mengancam lapangan kerja bagi dokter lokal dan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Rektor Unair menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui pertimbangan matang dan konsultasi dengan berbagai pihak. Namun, banyak pihak melihat keputusan ini sebagai bentuk pembungkaman terhadap suara kritis yang sebenarnya berupaya melindungi kepentingan mahasiswa dan tenaga medis dalam negeri.

 

Tanggapan Publik dan Pemerintah

Keputusan ini mendapat beragam tanggapan. Menteri Kesehatan Indonesia mengomentari bahwa kebijakan terkait dokter asing bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, bukan untuk mengurangi peluang bagi dokter lokal. Namun, Menteri juga menekankan pentingnya dialog konstruktif dan kebebasan berpendapat dalam dunia akademik.

Di sisi lain, petisi dukungan untuk Dekan FK Unair bermunculan dari berbagai kalangan. Mahasiswa, dosen, dan alumni FK Unair menunjukkan solidaritas mereka dengan menandatangani petisi yang mendesak agar Dekan dipekerjakan kembali. Mereka berpendapat bahwa Dekan tersebut telah bertindak berdasarkan prinsip akademik dan kepedulian terhadap masa depan profesi kedokteran di Indonesia.

 

Implikasi terhadap Kebijakan Pendidikan Kedokteran

Kontroversi ini mengangkat isu penting mengenai kebijakan pendidikan kedokteran di Indonesia. Kebijakan yang mengizinkan masuknya dokter asing memang bertujuan baik untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan di bidang medis. Namun, tanpa pengawasan yang tepat, kebijakan ini bisa berbalik merugikan dokter lokal, khususnya para lulusan baru yang masih mencari tempat di dunia kerja.

Mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani pendidikan perlu memahami konteks ini sebagai bagian dari persiapan mereka memasuki dunia profesi. Keterampilan klinis dan pengetahuan medis yang memadai harus terus diasah agar mampu bersaing, baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun, kebijakan yang adil dan melindungi hak-hak dokter lokal juga perlu ditegakkan.

 

Tanggapan untuk mahasiswa kedokteran

Kasus pemberhentian Dekan FK Unair menjadi refleksi penting bagi dunia akademik dan profesi kedokteran di Indonesia. Kebebasan berpendapat dan dialog terbuka harus tetap dijunjung tinggi dalam setiap pengambilan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan profesi medis.

Bagi mahasiswa kedokteran, ini adalah momen penting untuk belajar mengenai dinamika kebijakan kesehatan dan bagaimana mereka dapat berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Melalui dukungan terhadap kebijakan yang adil dan pemahaman mendalam tentang isu-isu terkini, mahasiswa kedokteran dapat mempersiapkan diri menjadi profesional medis yang kompeten dan berintegritas.

 

Untuk kamu yang ingin cari kebutuhan alat kedokteran bisa langsung cek @medtools.id 

 

 

Penulis: Andika Chris Ardiansyah
Peninjau: dr.Stellon Salim

Source:
https://nasional.tempo.co/read/1888945/dekan-fk-unair-dipecat-tanggapan-menteri-kesehatan-hingga-petisi-dukungan-kebebasan-berpendapat
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/07/06/mengapa-pemberhentian-dekan-fk-unair-menuai-polemik
https://www.detik.com/jatim/berita/d-7424790/dekan-fk-tolak-kebijakan-dokter-asing-dicopot-rektor-unair-berdoa-dulu