Sebagai calon gen z dokter, Bro Sis pasti sudah familiar dengan infus. Tapi, tahukah bahwa di balik selang infus yang sederhana itu, terdapat berbagai jenis cairan dengan fungsi yang berbeda-beda?

Lebih dari sekadar memasukkan cairan ke dalam tubuh, infus merupakan prosedur medis terstruktur yang melibatkan penggunaan berbagai jenis cairan dengan fungsi yang berbeda-beda. Sebagai calon dokter, pemahaman menyeluruh mengenai infus sangatlah krusial.

Mengapa demikian? Kelak nanti, nyawa pasien akan dipercayakan kepada kalian. Penguasaan mendalam tentang infus akan menjadi bekal yang tak ternilai dalam menentukan jenis cairan yang tepat, memantau potensi efek samping, dan memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien.

Yuk kita pelajari macam-macam cairan infus!

 

Cairan Infus Ringer Laktat

Cairan infus ringer laktat (Ringer’s lactate solution) adalah larutan elektrolit isotonik yang digunakan untuk terapi intravena (IV) untuk mengobati dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis laktat. Cairan ini mengandung natrium, klorida, kalium, kalsium, dan laktat, yang mirip dengan komposisi elektrolit dalam darah dan cairan tubuh.

Kegunaan:

Cairan infus ringer laktat digunakan untuk berbagai kondisi, termasuk:

  • Dehidrasi: Kekurangan cairan tubuh akibat diare, muntah, demam tinggi, atau luka bakar.
  • Kehilangan elektrolit: Kehilangan garam mineral penting seperti natrium, kalium, dan klorida akibat keringat berlebih, diare, atau muntah.
  • Asidosis laktat: Penumpukan asam laktat dalam darah yang dapat terjadi akibat syok, gagal jantung, atau keracunan.
  • Pre-operasi dan post-operasi: Untuk menjaga hidrasi dan keseimbangan elektrolit sebelum dan setelah operasi.
  • Trauma: Untuk mengobati kehilangan darah dan cairan tubuh akibat cedera.

Dosis dan Cara Pemberian:

Dosis dan cara pemberian cairan infus ringer laktat tergantung pada usia, berat badan, kondisi medis, dan tingkat keparahan dehidrasi atau kehilangan elektrolit. Cairan ini biasanya diberikan melalui infus intravena (IV) ke dalam vena di lengan atau kaki.

Efek Samping:

Efek samping cairan infus ringer laktat umumnya ringan dan jarang terjadi. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Rasa panas atau nyeri di tempat suntikan
  • Iritasi vena
  • Kelebihan natrium (hipernatremi)
  • Kelebihan klorida (hiperklorida)

 

Cairan Infus NaCl 0,9%

Cairan infus NaCl 0,9% (Sodium Chloride 0.9% solution) adalah larutan steril yang mengandung natrium klorida dengan konsentrasi 0,9%, setara dengan konsentrasi natrium dan klorida dalam darah dan cairan tubuh manusia. Cairan ini isotonik, artinya memiliki tekanan osmotik yang sama dengan cairan tubuh.

Kegunaan:

Cairan infus NaCl 0,9% digunakan untuk berbagai kondisi, termasuk:

  • Dehidrasi: Kekurangan cairan tubuh akibat diare, muntah, demam tinggi, atau luka bakar.
  • Kehilangan elektrolit: Kehilangan garam mineral penting seperti natrium dan klorida akibat keringat berlebih, diare, atau muntah.
  • Hipovolemia: Penurunan volume darah akibat kehilangan darah, luka bakar, atau syok.
  • Pre-operasi dan post-operasi: Untuk menjaga hidrasi dan keseimbangan elektrolit sebelum dan setelah operasi.
  • Trauma: Untuk mengobati kehilangan darah dan cairan tubuh akibat cedera.
  • Pelarut obat: Untuk melarutkan obat-obatan yang akan diberikan secara intravena.

Dosis dan Cara Pemberian:

Dosis dan cara pemberian cairan infus NaCl 0,9% tergantung pada usia, berat badan, kondisi medis, dan tingkat keparahan dehidrasi atau kehilangan elektrolit. Cairan ini biasanya diberikan melalui infus intravena (IV) ke dalam vena di lengan atau kaki.

Efek Samping:

Efek samping cairan infus NaCl 0,9% umumnya ringan dan jarang terjadi. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Rasa panas atau nyeri di tempat suntikan
  • Iritasi vena
  • Kelebihan natrium (hipernatremi)
  • Kelebihan klorida (hiperklorida)
  • Edema (pembengkakan)

 

Cairan Infus Dextrose 10%

Cairan infus dextrose 10% (Dextrose 10% Injection) adalah larutan steril yang mengandung glukosa (dextrose) dengan konsentrasi 10%. Glukosa adalah jenis gula yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Cairan ini hipertonik, artinya memiliki tekanan osmotik yang lebih tinggi daripada cairan tubuh.

Kegunaan:

Cairan infus dextrose 10% digunakan untuk berbagai kondisi, termasuk:

  • Hipoglikemia: Kadar gula darah rendah yang dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, kebingungan, kejang, dan bahkan koma.
  • Dehidrasi: Kekurangan cairan tubuh akibat diare, muntah, demam tinggi, atau luka bakar.
  • Kekurangan kalori: Kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan cukup kalori dari makanan atau minuman.
  • Pre-operasi dan post-operasi: Untuk memberikan energi dan membantu pemulihan setelah operasi.
  • Trauma: Untuk membantu pemulihan setelah cedera.

Dosis dan Cara Pemberian:

Dosis dan cara pemberian cairan infus dextrose 10% tergantung pada usia, berat badan, kondisi medis, dan tingkat keparahan hipoglikemia atau dehidrasi. Cairan ini biasanya diberikan melalui infus intravena (IV) ke dalam vena di lengan atau kaki.

Efek Samping:

Efek samping cairan infus dextrose 10% umumnya ringan dan jarang terjadi. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Rasa panas atau nyeri di tempat suntikan
  • Iritasi vena
  • Kelebihan gula darah (hiperglikemia)
  • Dehidrasi
  • Kelebihan cairan (hiperhidrasi)

Itu dia berbagai jenis jenis cairan infus yang Bro Sis wajib ketahui guna mempelajari teknik pemasangan infus! Untuk latihan infus, Bro Sis perlu alat alat, bisa langsung cek di website @medtools.id yaa!

Sumber:
https://hellosehat.com/obat-suplemen/ringer-laktat/
https://www.alodokter.com/natrium-klorida-nacl
https://www.halodoc.com/artikel/kenalan-dengan-dextrose-manfaat-dosis-dan-efek-sampingnya