Apa itu Diabetes?
Diabetes ataupun sebutan dimasyarakat “Kencing Manis” tentu sudah tidak asing kita dengar. Kenapa seperti itu? Karena prevalensinya sangat tinggi, pada tahun 2021 menurut IDF Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. Lebih dari 10% dari penduduk Indonesia diprediksikan akan mengidap penyakit Diabetes.
Dalam ilmu kedokteran diabetes dibagi menjadi 2 yaitu diabetes Mellitus tipe 1 & tipe 2. Dimana penyebab dari penyakit ini berbeda. Untuk diabetes Mellitus tipe 1 dikarenakan kerusakan sel beta pankreas, yang menyebabkan insulin tidak berproduksi (hormon yang berfungsi melakukan konversi gula darah menjadi cadangan energi). Sedangkan Diabetes Mellitus tipe 2 baru yang dikarenakan pola hidup seperti jarang olahraga yang konsumsi makanan minuman tinggi gula yang menyebabkan resistensi insulin (insulin tidak bekerja secara optimal).
Gejala Diabetes.
Perlunya mengetahui gejala dari Diabetes agar dapat segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika terdapat gejala tersebut. Diabetes sendiri memiliki gejala utama yaitu 3P (Poliuri, Polidipsi & polifagi).
- Poliuria: kondisi dimana seseorang buang air kecil lebih banyak dari batas normal
- Polidipsia: istilah medis dari kondisi haus berlebihan
- Polifagi: kondisi lapar berlebihan
Selain itu juga terdapat beberapa gejala lain seperti penurunan berat badan, luka sulit sembuh, sensasi mati rasa, kesemutan.
Diagnosis Diabetes
Dalam melakukan diagnosa setelah dilakukan anamnesis & pemeriksaan fisik yang mengarah ke Diabetes, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan. Terdapat beberapa pilihan pemeriksaan darah yaitu:
- GDS (Gula Darah Sewaktu): merupakan pemeriksaan gula darah tanpa puasa, tetapi pemeriksaan ini hanya untuk screening atau pemeriksaan berkala. Tidak bisa sebagai pemeriksaan penegakan diagnosis Diabetes pada pasien.
- GDP (Gula Darah Puasa): Pemeriksaan glukosa darah puasa dilakukan dengan cara pasien berpuasa setidaknya selama 8 jam sebelum test.
- Tes toleransi glukosa oral (TTGO): dilakukan dengan mengukur kadar gula darah puasa pasien lalu berikan larutan glukosa oral 75 gram dalam 300cc air, dan ukur ulang kadar gula darah setelah 2 jam.
- HbA1C: merupakan pemeriksaan gold standard untuk melakukan penegakan diagnosis pada penyakit diabetes.
Tabel: Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus tipe 2
Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter agar diagnosis Diabetes dapat tegak & diberikan terapi yang adekuat sesuai dengan tingkatan gula darah pada pasien. Sedangkan jika kita hanya di screening pakai pemeriksaan GDS yang diambil darah melalui darah kapiler, pemeriksaan ini tidak dapat sebagai penegakan diagnosis.
Pemeriksaan Rutin untuk Kontrol Gula
Lalu sebenarnya apa fungsi dari pemeriksaan GDS? Saat ini sudah umum masyarakat memiliki alat pemeriksaan gula darah sendiri dirumah. Pemeriksaan yang dipakai adalah pemeriksaan darah kapiler melalui jari. Hal yang sering menjadi pertanyaan, apakah alat ini akurat untuk screening atau sebagai alat monitor rutin pasien dirumah?
Perlu dilakukan validasi alat pemeriksaan gula “home care” dengan alat pemeriksaan gula di laboratorium yang memiliki akurasi lebih tinggi. Setelah dilakukan perbandingan, ternyata belum semua alat darah kapiler melakukan Uji Validitas, tetapi alat pemeriksaan darah kapiler Family Dr, khususnya untuk pemeriksaan gula sudah melakukan Uji validitas.
Gambar: Alat Pemeriksaan Gula Darah Kapiler Family Dr
Alat Family Dr sudah dilakukan uji validitas, setelah dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Universitas Indonesia kesimpulannya Family Dr Blood Glucose Test Meter aman digunakan untuk pemantauan glukosa darah sehari-hari dengan uji kolerasi sebesar 95-96,67% dengan produk pembanding Sysmex BX 4000 (alat pemeriksaan gula dilaboratorium. Maka dari itu perlu cermat dalam pembelian alat gula darah kapiler.
Gambar: Uji Validitas Alat Pemeriksaan Gula Darah Kapiler Family Dr
Bagi temen-temen yang tidak terkena diagnosis Diabetes Mellitus, yuk kita kontrol konsumsi gula kita & tingkatkan aktivitas fisik. Tetapi yang sudah terdiagnosis, semangat untuk kontrol gulanya ya.
Penulis: dr. Stellon Salim, MKK, AIFO-K
Sumber:
- Rokom. Saatnya Mengatur Si Manis. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/. 2024.
- Al Azhar Muhammad. RESISTENSI INSULIN DAN DISFUNGSI SEKRESI INSULIN SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB DIABETES MELITUS TIPE 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 8, Nomor 2, Desember. 2018.
- Citra Hadiah Ning Alsi. ANDA MERASA DIABETES? MARI KENALI 3P DALAM PENYAKIT DIABETES. NERS Universitas Airlangga. 2021.
- Diabetes Care. American Diabetes Association. 2021.
- dr. Devina Sagitania. Diagnosis Diabetes Mellitus Tipe 2. Alomedika. 2024.
- Dokumen Pribadi. Pemeriksaan Validitas FAMILY Dr Blood Glucose Test meter. 2022..