Di artikel sebelumnya Medi sudah membahas secara lengkap persiapan dalam melakukan skill lab keterampilan pemeriksaan fisik dasar mulai dari pendekatan kepada pasien lalu mempersiapkan urutan pemeriksaan. Dan kali ini Medi akan membahas persiapan lanjutan dalam keterampilan pemeriksaan fisik dasar, yaitu urutan posisi pasien yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan! ada 4 point yang harus Bro Sis perhatikan :
Posisi yang tepat dan akurat
Dianjurkan untuk melakukan fisik dari sisi kanan pasien, bila diperlukan pemeriksaan dapat bergerak ke arah kanan dan pada sisi yang berlawanan. Ini adalah posisi standar pada pemeriksaan fisik dan mempunyai keuntungan dibandingkan posisi sebelah kiri pasien, misal lebih diandalkan untuk pemeriksaan tekanan vena jugularis meraba impuls apex jantung lebih nyaman.
Buatlah pasien senyaman mungkin
Akses atau kesempatan untuk memeriksa tubuh seseorang pasien merupakan suatu hal yang unik dan time-honored privilege bagi seorang klinisi atau dokter. Penting dicamkan dalam tingkah laku profesional seorang dokter yang harus peka terhadap patient privacy dan modesty, sehingga pasien yang diperiksanya merasa dihargai dan nyaman. Pastikan untuk menutup pintu ruang periksa dan menarik gorden atau partisi yang ada pada ruang praktek atau bangsal rumah sakit, sebelum melakukan pemeriksaan fisik.
Bila Pasien diberi baju khusus dari rumah sakit, atau bajunya sendiri usahakan agar hanya area yang akan diperiksa yaitu terbuka dan tutuplah bagian lain, misal dengan menyingkap baju bagian bawahnya, namun jangan lupa untuk menutup daerah inguinal dari genitalia dengan selimut atau penutup lainnya
Berikan informasi sejelas mungkin pada pasien tentang posisi dan pemeriksaan apa yang akan anda lakukan dan selama pemeriksaan yang seringkali dianggap janggal oleh pasien, jangan lupa untuk selalu menanyakan perasaan pasien.
Pemeriksaan keadaan umum Pasien
Observasi keadaan umum pasien pada saat mulai pemeriksaan fisik membuka kesempatan pendekatan pertama pada pasien, namun kamu mengalami bahwa observasi akan mengkristal bersamaan dengan saat kamu melakukan pemeriksaan fisik dan menemukan kelainan-kelainan yang ada pada penderita.
Banyak faktor mempengaruhi keadaan umum pasien, seperti bentuk badan (body habitus) , status sosio-ekonomi, tingkat kebugaran, mood state, umur, geografi, status gizi dan lain-lain. Karena itu perhatikan tinggi dan berat badan pasien, postur tubuh, suasana hati dan alertness, warna kulit, struktur gigi geligi, kondisi lidah dan gingival, warna kuku dan banyak lainnya. Pastikan anda mengukur dengan tepat tinggi dan berat badan serta BMI (body mass index) untuk mengukur resiko obesitas, menjadi hal yang rutin dalam praktek.
Selain itu, observasi lainnya, seperti apakah pasien mendengar sapaan kamu ketika pasien memasuki ruang periksa, apakah mengantisipasi adanya ketulian, bila pasien tidak merespon sapaan kamu. Lihatlah cara jalan pasien, apakah normal, kaku, tertatih-tatih. Bila pasien dirawat, perhatikan posisi, apakah duduk sambil nonton televisi, berbaring telentang atau miring? Apa yang ada di sebelah meja sebelah tempat tidur, majalah, rupa-rupa makanan, kitab suci dan lain–lain.
Sistematika Observasi
Ada 11 poin yang harus diperhatikan dalam sistematika observasi:
- Keadaan Umum, pemeriksaan keadaan pasien mulai dari berjalan sampai berbicara.
- Derajat Kesadaran, pemeriksaan kesadaran responsif pada dokter dan lingkungannya, mulai dari apatis, somnolen, sopor, precoma, atau koma.
- Tanda-tanda distress, terbagi menjadi 3 , cardiac atau respiratory distress pemeriksaan bisa dilakukan dengan tanda-tanda pasien seperti pucat, keringat dingin, dll. Lalu yang kedua ada nyeri pengecekan bisa dilakukan dengan melihat pasien yang tampak kesakitan dan terakhir Anxiety/cemas atau depresi pengecekan bisa dilakukan dengan melihat pasien yang tampak cemas, tangan dingin.
- Tinggi dan pertumbuhan badan, pemeriksaan bisa dilakukan dengan mengukur tinggi badan tanpa alas kaki. Lalu perhatikan bentuk badannya apakah kurus, langsing, atletis atau gemuk (obese).
- Berat badan, pemeriksaan dilakukan dengan menimbang berat badan pasien tanpa alas kaki.
- Lingkar Perut dan lingkar panggul, pemeriksaan dengan melihat apakah pasien kurus atau obese dan untuk pengecekan lingkar panggul diukur pada setinggi pertengahan bagian bawah lengkung iga samping sampai bagian atas panggul. Lingkar panggul diukur setinggi bagian atas panggul.
- Warna Kulit dan kelainan yang tampak, perhatikan adanya perubahan warna kulit seperti pucat, sianosis, kekuningan, adanya kemerahan kulit, luka-luka dan lain-lain.
- Penampilan, selain fisik penampilan juga jadi salah satu indikator bisa di cek dari gaya kosmetik, gaya pakaian. Ini bisa menjadi gambaran untuk melihat kondisi pasien.
- Ekspresi Wajah, perhatikan ekspresi wajah saat berinteraksi, fokuskan pada ada atau tidaknya kontak mata. Kurangnya kontak mata dapat menunjukan emosional tertentu.
- Bau badan dan mulut/nafas. Bau badan yang menyengat mencerminkan kebersihan badan yang tidak baik. Bau nafas dan mulut bisa menunjukan keadaan tertentu seperti pecandu alkohol atau yang lain.
- Postur Tubuh, pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan apakah pasien lebih senang duduk atau berbaring membungkuk ke depan dengan tangan di depan dada seperti pada penderita penyakit paru obstruktif kronik (COPD).
Itu dia 4 point yang harus diperhatikan untuk melakukan pemeriksaan fisik dasar kepada pasien, seringlah berlatih agar tidak keliru dalam melakukan pemeriksaan dan juga Bro Sis bisa dapatkan kebutuhan alat-alat pemeriksaan fisik dasar di Medtools.Store, Cek link disini
Sumber: Yasavati,dkk. 2010, Panduan keterampilan klinik (skills lab). Jakarta: Biro publikasi fakultas kedokteran UKRIDA
Penulis: dr. Stellon Salim (dr.LonLim)
#duniakedokteran #prepareadoctor